Senin, 31 Oktober 2016

PENGADERAN HIPERMAWA KOMISARIAT PITUMPANUA PERIODE 2016/2017

PENGADERAN "LA PATEDDUNGI 16"HIPERMAWA KOMISARIAT PITUMPANUA









       Mungkin banyak yang heran sekaligus masih bertanya – tanya kenapa harus ada kaderisasi dalam setiap organisasi. Baik itu di organisasi – organisasi di kampus ataupun organisasi kemasyarakatan pasti memiliki satu bagian yang mengurus kaderisasi. Apa sebegitu pentingnya kaderisasi untuk organisasi?? 
Dalam sebuah kisah diterangkan seorang kakek yang sudah tua renta menanam sebuah pohon kurma. Kebetulan pada saat itu seorang raja lewat dan melihat kakek yang sedang menanam tersebut. Dengan rasa penasaran sang raja bertanya kepada si kakek tentang alasan atau motivasi menanam pohon tersebut. Sang raja bertanya seperti itu karena semua orang sudah tahu bahwa pohon kurma tidak akan berbuah kecuali setelah beberapa tahun sehingga mana mungkin kakek itu menanam pohon kurma untuk dipetik oleh dirinya sendiri. Ternyata benar, ketika ditanya si kakek menjawab dengan bijak, “Dulu orang-orang sebelum kita menanam pohon kurma sehingga buahnya dapat kita nikmati sekarang, apakah tidak ada keinginan dalam diri kita untuk mengikuti jejak mereka dengan menanam pohon kurma saat ini supaya generasi setelah kita dapat menikmati buah kurma dari pohon yang kita tanam?”
     Inti dari cerita di atas adalah bagaimana begitu perhatiaannya sang kakek terhadap keberlangsungan kehidupan bagi generasi yang akan datang. Dia tidak ingin generasi berikutnya tertimpa masalah, mengalami kemunduran hingga akhirnya menghilang tanpa jejak. Nah, pada dasarnya ini jugalah yang melandasi kenapa harus ada suatu bagian yang mengurusi kader – kader dalam setiap organisasi. Kaderisasi menjadi bagian yang memberikan perhatian lebih terhadap keberlangsungan organisasi dengan menciptakan dan menjaga kader – kader yang akan melanjutkan perjuangan.
     Kaderisasi bisa diibaratkan sebagai jantungnya sebuah organisasi karena merupakan inti dari kelajutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa adanya kaderisasi rasanya sulit dibayangkan suatu organisasi mampu bergerak maju dan dinamis. Hal ini karena kaderisasilah yang menciptakan embrio – embrio baru yang nantinya akan memegang tongkat estafet perjuangan organisasi. Kaderisasi berusaha menciptakan kader yang bukan hanya hebat dalam mengerjakan suatu program, tapi lebih dari itu. Kaderisasi haruslah mampu menciptakan kader yang memiliki jiwa pemimpin, memiliki emosi yang terkontrol, kreatif dan mampu menjadi pemberi solusi untuk setiap permasalahan serta yang terpenting mampu dan pantas nantinya menjadi seorang teladan bagi anggotanya. Seperti hukum alam akan adanya suatu siklus, dimana semua proses pasti akan terus berulang dan terus berganti.
     Bung Hatta pernah bertutur mengenai kaderisasi, ”Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam.”
     Aristoteles di dalam bukunya yang berjudul La Politic juga berkata bahwa setiap imperium yang tidak mampu memberikan pendidikan bagi generasi berikutnya maka tunggu saja waktunya imperium itu akan mengalami masa kehancuran. Begitu pentingnya pendidikan sehingga apabila kita berbicara pendidikan maka sama pentingnya dengan membicarakan keberlangsungan organisasi, imperium atau bentuk kumpulan manusia apa pun.




         Maka dari itu pengaderan La Pateddungi 16 yang diprakarsai oleh kepengurusan Hipermawa Komisariat Pitumpanua periode 2016/2017 dilaksanakan, bukan hanya landasan realiasasi program kerja kepengurusan saja,namun lebih kepada penanaman karakter kader yang kompeten. "AKTIALISASI BUDAYA INTELEKTUAL MENUJU KADER YANG PRODUKTIF" tema yang berupaya ditanamkan pada kader-kader La Pateddungi 16 dengan harapan kader-kader nantinya mampu meneruskan cita-cita dan harapan organisasi ini. Pengaderan La Pateddungi 16 berlangsung selama 4 hari, yang mana dilaksanakan di sekretariat Hipermawa Komisariat Pitumpanua, Makassar selama 2 hari tanggal 6-7 Oktober 2016 dan dilanjutkan di Malino, Gowa tanggal 8-9 Oktober 2016.

Dokumentasi pembukaan Pengaderan La Pateddungi 16



       Nama angkatan pengaderan Hipermawa Komisariat Pitumpanua periode 2016/2017 dinamai             La Pateddungi 16 berasal dari nama raja Wajo yang ke-3. 31 peserta yang mengikuti pengaderan diberikan nama lapangan yang unik yang berkaitan dengan budaya bugis seperti nama-nama kue bugis,kegiatan-kegiatan budaya bugis,permainan anak bugis jaman dulu,dan pamali-pamali orang bugis. Pengurus berharap dari nama-nama tersebut mampu memberi pengetahuan tentang kultur,budaya,adat istiadat bugis kepada setip kader-kader,khususnya budaya Wajo.Dalam pengaderan tersebut pengurus menyuguhi para kader dengan beberapa materi-materi yang dianggap bisa menyokong kader nantinya dalam meneruskan tongkat ekstapet organisasi ini. Selain dari materi-materi para kader juga diajarkan tentang kultur,budaya,adat istiadat organisasi HIPERMAWA. Untuk menghilangkan rasa kejenuhan para kader pengurus juga menyelingi games outbound untuk melatih kebersamaan,kesabaran,ketelitian,kerja sama,solidaritas,pola pikir kreatif para kader.

Dokumentasi Penerimaan Materi







Dokumentasi Games






       SUSAH SENANG BERSAMA kami tetap ciptakan dalam pengaderan La Pateddungi 16 yang sudah menjadi slogan HKP selama ini.Hadirnya keder-kader La Pateddungi 16 menambah warna baru dalam dipelangi kebersamaan Hipermawa Komisariat Pitumpanua. Harapan kami dengan adanya La Pateddungi 16 mampu menjadi payung pelindung untuk eksistensi HKP agar benderanya tetap berkibar,namanya tetap terdengar,aktualisasi kerjanya masih tetap terlihat.














Selamat datang adik-adik La Pateddungi 16, selamat berproses di Hipermawa Komisariat Pitumpanua.
Sekarang kalian menjadi bagian dalam keluarga besar ini.Teruslah belajar dan jangan pernah berhenti memperdalam pengetahuaan kalian.

Dokumentasi Prosesi Penerimaan Anggota Muda oleh Pengurus









MALI SIPARAPPE 
REBBA SIPATOKKONG 
MALILU SIPAKAINGE

HIPERMAWA KOMISARIAT PITUMPANUA
PERIODE 2016/2017


Tidak ada komentar:

Posting Komentar